
- 19 hari lalu
Infinix Xpad 20 resmi dirilis di Indonesia dengan fitur AI, layar 11 inci, dan harga mulai Rp 1,9 juta. Cocok untuk belajar hingga bermain game.
Apakah perusahaan AI boleh menggunakan buku berhak cipta untuk melatih model kecerdasan buatan mereka? Pertanyaan ini akhirnya mendapat jawaban dari pengadilan federal Amerika Serikat.
Hakim William Alsup dari Pengadilan Distrik AS memutuskan bahwa Anthropic, perusahaan yang didukung Amazon, tidak melanggar hak cipta penulis ketika menggunakan buku-buku untuk melatih model AI Claude. Keputusan ini diumumkan pada Senin malam waktu setempat.
Menurut Alsup, penggunaan karya berhak cipta untuk melatih large language model (LLM) termasuk kategori "fair use" dan bersifat "transformatif". Alasannya, model AI tersebut "tidak mereproduksi elemen kreatif dari karya tertentu kepada publik, bahkan tidak meniru gaya ekspresif yang dapat diidentifikasi dari seorang penulis."
"Tujuan dan karakter penggunaan karya berhak cipta untuk melatih LLM dalam menghasilkan teks baru pada dasarnya bersifat transformatif," tulis Alsup dalam putusannya. "Seperti halnya pembaca yang bercita-cita menjadi penulis."
Keputusan ini menjadi kemenangan signifikan bagi perusahaan-perusahaan AI di tengah berbagai pertempuran hukum seputar penggunaan karya berhak cipta dalam pengembangan dan pelatihan LLM. Putusan Alsup mulai menetapkan batasan hukum dan peluang bagi industri ke depannya.
Juru bicara Anthropic menyatakan perusahaan "senang" dengan putusan tersebut. Mereka menilai keputusan ini "konsisten dengan tujuan hak cipta dalam memungkinkan kreativitas dan mendorong kemajuan ilmiah."
Gugatan ini diajukan pada Agustus lalu oleh tiga penulis Andrea Bartz, Charles Graeber, dan Kirk Wallace Johnson di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Utara California. Para penulis menuduh Anthropic membangun "bisnis bernilai miliaran dolar dengan mencuri ratusan ribu buku berhak cipta."
Menariknya, bagian dari gugatan tersebut berfokus pada sekitar 7 juta buku yang dibajak Anthropic dan disimpan sebagai bagian dari "perpustakaan pusat". Namun, startup ini akhirnya memutuskan untuk tidak menggunakan materi bajakan tersebut dalam pelatihan LLM mereka.
Meskipun begitu, Alsup memerintahkan pengadilan untuk mengevaluasi bagaimana buku-buku bajakan digunakan dalam menciptakan perpustakaan pusat Anthropic. Proses ini akan menentukan ganti rugi yang mungkin harus dibayar.
"Bahwa Anthropic kemudian membeli salinan buku yang sebelumnya mereka curi dari internet tidak akan membebaskan mereka dari tanggung jawab atas pencurian tersebut, tetapi hal ini mungkin memengaruhi besaran ganti rugi," tulis hakim.
Putusan ini memberikan preseden penting bagi industri AI yang terus berkembang pesat di era digital.