
- 2 bulan lalu
Seri Huawei Pura 80 hadir dengan sistem kamera telefoto ganda pertama di dunia dan sistem operasi HarmonyOS NEXT.
PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART), hasil merger antara XL Axiata dan Smartfren, mengumumkan kinerja XL Axiata periode kuartal pertama 2025 sebelum proses penggabungan. Sepanjang periode tersebut, XL Axiata mencatat total pendapatan Rp8,6 triliun atau tumbuh 2% dibanding kuartal pertama 2024.
EBITDA tercatat Rp4,32 triliun dengan margin 50,2%, sementara laba bersih setelah pajak mencapai Rp388 miliar. Layanan data dan digital masih menjadi kontributor utama dengan sumbangan lebih dari 91% terhadap total pendapatan.
Presiden Direktur & CEO XLSMART, Rajeev Sethi, menyatakan perusahaan menghadapi berbagai tantangan pada awal tahun ini.
"Sepanjang kuartal pertama 2025, kami menghadapi tantangan yang tidak ringan dimana di mana kompetisi berlangsung semakin ketat, daya beli masyarakat yang masih melemah dan berkurangnya mobilitas masyarakat selama periode jelang libur Lebaran. Selain itu, kami juga harus memfokuskan untuk menyelesaikan proses penggabungan bisnis atau merger dengan Smartfren. Oleh karena itu, kami bersyukur masih tetap mampu meraih kinerja yang baik, tetap tumbuh positif selaras dengan industri dan meraih profitabilitas, serta mampu menyelesaikan proses penggabungan bisnis atau merger dengan baik sesuai dengan rencana,” ungkap Rajeev.
Ia menambahkan, kinerja positif didorong oleh pertumbuhan bisnis mobile dan strategi Fixed Mobile Convergence (FMC). Pelanggan mobile bertambah 1,2 juta secara tahunan, sementara pelanggan layanan FBB (Fixed Broadband) tetap stabil di atas 1 juta.
Hingga akhir Maret 2025, total pelanggan mencapai 58,8 juta dengan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) campuran sebesar Rp40 ribu.
XL Axiata berhasil menekan biaya pemasaran melalui strategi digitalisasi. Walaupun beberapa komponen biaya seperti interkoneksi dan biaya regulasi meningkat, beban operasional secara tahunan tetap lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan.
Penggunaan aplikasi MyXL dan AXISNet juga mencatat pertumbuhan signifikan. Jumlah pengguna aktif bulanan (MAU) naik 18% dibanding tahun sebelumnya, dengan kontribusi pendapatan meningkat hingga 21%.
“Penggunaan kedua aplikasi tersebut oleh pengguna akan semakin mempertajam prediksi tentang tren dan perilaku pelanggan, serta memungkinkan untuk memberikan penawaran yang tepat kepada pelanggan yang tepat, pada waktu yang tepat pula,” tulis manajemen dalam laporan.
Strategi personalisasi layanan turut mendorong peningkatan skor kepuasan pelanggan (Net Promoter Score/NPS). Melalui data analytics, perusahaan juga dapat mengevaluasi efektivitas kampanye dan loyalitas pelanggan secara lebih akurat.
Dari sisi keuangan, posisi perusahaan tetap sehat. Utang kotor tercatat Rp13,1 triliun dengan rasio net debt to EBITDA sebesar 2,51x. Utang bersih berada di angka Rp11,6 triliun, tanpa eksposur terhadap mata uang asing. Free cash flow meningkat 28% menjadi Rp3,08 triliun.
Capex XL Axiata pada kuartal pertama 2025 mencapai Rp1,24 triliun, sebagian besar digunakan untuk ekspansi dan peningkatan jaringan. Total BTS mencapai lebih dari 164 ribu, dengan pertumbuhan BTS 4G sebesar 7% YoY. Jaringan fiber optik kini menghubungkan 63% BTS.
Trafik layanan data juga meningkat lebih dari 9% YoY menjadi 2.848 Petabytes, mencerminkan efektivitas investasi jaringan.
Pada 16 April 2025, proses merger antara XL Axiata, PT Smartfren Telecom Tbk, dan PT Smart Telecom resmi diselesaikan. Entitas hasil penggabungan diberi nama PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk, dengan kode saham EXCL.
Dengan basis pelanggan gabungan lebih dari 94,5 juta dan pangsa pasar 25%, XLSMART menargetkan pendapatan proforma Rp45,8 triliun dan menjadi pemimpin transformasi digital nasional.