
- 5 hari lalu
OmniStudio X adalah PC All-in-One terbaru dari HP yang dibekali teknologi AI, layar 32 inci, dan RAM 32GB. Ideal untuk pekerja hybrid.
Bitcoin kembali mencetak rekor harga baru pada Rabu (21/5), menembus angka $109.114,88 setelah melonjak lebih dari 40% dalam enam minggu terakhir. Kenaikan ini dipicu oleh meredanya tensi perdagangan global, lonjakan aliran dana ke ETF Bitcoin, serta tekanan dari posisi short senilai lebih dari $1,2 miliar.
Pencapaian ini terjadi setelah AS mengumumkan kesepakatan dagang terbatas dengan Inggris serta meredakan perang tarif dengan Tiongkok. Dalam kesepakatan tersebut, tarif impor antar kedua negara diturunkan drastis, memberikan sinyal positif bagi pasar global. Respons investor pun cepat, terutama pada aset berisiko seperti crypto.
Momentum positif juga terlihat dari arus masuk dana besar ke ETF Bitcoin, khususnya melalui iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock, yang mendominasi pasar sejak pertengahan April. Laporan dari Galaxy Digital menyebutkan bahwa Bitcoin kini semakin dipandang sebagai “penyimpan nilai digital” layaknya emas, terlebih saat negara-negara mulai mendiversifikasi aset dari dolar AS.
Data dari CoinGlass menunjukkan lebih dari $1,2 miliar posisi short terkonsentrasi antara $107.000 hingga $108.000. Jika harga terus naik, potensi short squeeze bisa mendorong harga Bitcoin menuju $115.000 hingga $120.000 dalam waktu dekat.
Pasar ETF juga menunjukkan kepercayaan investor institusional yang terus meningkat. Dari 14 hingga 20 Mei, Bitcoin ETF mencatat aliran dana bersih positif selama lima hari berturut-turut, dengan puncaknya terjadi pada 19 Mei mencapai $667,4 juta.
Secara teknikal, Bitcoin telah bertahan di atas $100.000 selama dua minggu terakhir, menunjukkan kekuatan pasar yang historis. Meskipun analis memperingatkan potensi aksi ambil untung, data on-chain menunjukkan kondisi pasar belum terlalu panas.
Jika tren ini bertahan dan situasi makro tetap kondusif, target harga $120.000 dalam waktu dekat bukanlah hal yang mustahil.